Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Ketum Gapki Joko Supriyono, Kelapa Sawit Menunjukan Kinerja Positif Ekspor Bisa Tembus Sekitar Rp 400 Trilliun

Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, sektor kelapa sawit menunjukkan kinerja yang positif selama pandemi Covid-19. Dengan produksi serta penjualan dalam dan luar negeri yang terus membaik, ekspor kepala sawit tahun ini diprediksi bisa tembus Rp400 triliun. Dia menuturkan, kinerja industri sawit hingga Juli 2021 menunjukan tren positif, baik produksi dan penjualan di pasar domestik maupun ekspor. Bahkan sampai Juli 2021, ekspor sawit telah mencapai 18 miliar dolar AS, tumbuh 155 persen dibanding tahun lalu. "Sehingga diperkirakan di tahun 2021, ekspor sawit akan mampu mencapai 29 miliar dolar AS atau sekitar lebih dari Rp400 triliun,"kata dia dalam acara Gerakan Vaksinasi 7 Juta Warga Perkebunan dan Desa Produktif secara virtual, Jumat (24/9/2021). Joko menuturkan, operasional perkebunan sawit di tengah pandemi berjalan relatif typical dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Oleh karena ...

Akibat Dari Perpanjagan Pandemi, Perusahaan Ritel Global Mulai Meninggalkan Pabrik di Vietnam

Jakarta - Aturan pembatasan berkepanjangan terkait pandemi Covid-19 di Vietnam membuat para pelaku ritel global khawatir. Terutama bagi yang bergantung pada negara di Asia Tenggara itu, terkait pabrik yang memproduksi alas kaki dan pakaian. Kepanikan berawal ketika perusahaan riset Wall Street, BTIG, menurunkan peringkat saham Nike pada pekan lalu. Menurut BTIG, sejak merilis laporan pendapatan terakhirnya produsen sepatu kets itu telah dilanda masalah serius. Menurut analisis BTIG, pembatasan berkepanjangan akibat pandemi Covid-19 akan berdampak pada perusahaan-perusahaan ritel global dengan beberapa eksposur terbesar di Vietnam, termasuk Deckers Outdoor, perusahan induk dari Ugg dan Hoka; Michael Kors, induk dari Capri Holdings, Columbia Sportswear, Nike; pemilik Train, Tapestry; Under Armour dan Lululemon. Hambatan-hambatan di Vietnam diperburuk dengan serangkaian masalah rantai pasokan lainnya, mulai dari kekurangan truk-truk kontainer untuk pengiriman kargo hingga pel...

Dana Bantuan Dari Pemerintah Untuk Para Pengusaha Warteg di Nilai Belum Cukup

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada satu juta pelaku usaha kecil termasuk warteg dan Pedagang Kaki Lima (PKL) sebesar Rp 1,2 juta per pengusaha. Kendati demikian, Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) menilai langkah tersebut tak serta merta cukup membantu pemilik warteg. Ketua Koordinator Kowantara, Mukroni menilai ada permasalah pelik lainnya di balik bantuan tunai tersebut yang dialami pemilik warteg. Meski ia pun mengapresiasi pemerintah karena telah mau memberikan bantuan tunai tersebut. "Tetapi itu bukan berarti pemerintah selesai dan cukup hanya untuk membangkitan atau memulihkan ekonomi rakyat kecil atau UMKM termasuk warteg dari keterpurukan, karena kondisi UMKM termasuk warteg ini di masa pandemik Covid-19 dalam kondisi kesulitan yang cukup sangat berat,"katanya kepada WartawanJumat (10/9/2021). Ia mengisahkan, telah lebih dari 50 persen pengusaha kecil atau warteg yang ban...